Jakarta memang menyimpan banyak problem, termasuk dalam persoalan human security. FayakhunAndriadi, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta cukup miris melihat hal tersebut. Disisi lain, problem kemiskinan di Jakarta akibat belum meratanya sistem perlindungan dan jaminan sosial pun semakin memilukan. Lewat akun pribadinya di kompasiana.com, Fayakhun menulis :
“Masih rendahnya indeks kualitas hidup manusia Indonesia
sebetulnya tidak terlalu berlebihan bila melihat fakta kemiskinan yang masih
banyak meliputi sebagian masyarakat Ibukota Jakarta. Menurut data BPS setempat
per Maret 2010 lalu angka penduduk yang miskin mencapai 312,18 ribu orang, dari
sebelumnya pada tahun 2007 mencapai 405.000 orang. Angka pengangguran, masih
cukup tinggi yaitu per tahun 2010 mencapai 11,32 persen. Angka Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) juga masih tinggi, yaitu per tahun 2010
mencapai 62.433 jiwa. Para PMKS ini terdiri dari pengemis, pengamen, dan
gelandangan.”
Melihat fakta tersebut, Fayakhun
berharap agar pemerintah DKI Jakarta bisa betul-betul memikirkan nasib
warganya, terutama dalam persoalan pelindungan dan jaminan sosial. Fayakhun
kembali menulis : “Sambil kita menunggu keseriusan dan komitmen itu hadir dari
Pemkot kita, dalam pelaksanaannya sistem perlindungan dan jaminan sosial yang
merata dan berkeadilan harus memperhatikan berbagai aspeknya.”
“Pertama, dari segi politik. Kenyataan inilah yang paling
terdepan dalam menentukan cetak biru (blue print) arah kebijakan pemberian
perlindungan dan jaminan sosial bagi warga ibukota Jakarta. Masih banyaknya PR
yang harus dikerjakan seperti penguatan jalur koordinasi dan integrasi di
antara berbagai pemangku kepentingan serta sejumlah peraturan
perundang-undangan yang masih belum selesai, diharapkan segera selesai. Dalam
kaitan ini, political will dari Pemkot Jakarta harus lebih tegas dan kuat
sehingga jangan mudah dicampuri oleh kepentingan politik pragmatis sesaat yang
cenderung melanggengkan politik pembiaran itu, tutur Fayakhun.”
Kedua, lanjut Fayakhun, dari segi pendanaan. “Jakarta
merupakan provinsi dengan anggaran belanja daerah yang sangat besar. Tidak
seberapa bila sebagian atau berapa persennya dari anggaran yang besar itu
dialokasikan untuk jaminan atau bantuan sosial bagi masyarakat miskin kota. Hal
yang demikian ini hanya membutuhkan politik keberpihakan pemerintah saja kepada
masyarakat.”
sedang ketiga, yakni daya jangkau jaminan dan bantuan sosial. “Bila selama ini jaminan sosial itu kurang komprehensif terhadap kebutuhan yang ditanggung, maka penting ke depan memperhatikan universal coverage (cakupan menyeluruh) terhadap berbagai kebutuhan masyarakat miskin. Cakupan itu bukan hanya melibatkan masyarakat miskin yang banyak bekerja di sektor informal melainkan juga cakupan manfaat yang didapat dari kepesertaan asuransi dan bantuan sosial itu dapat dirasakan lebih luas,” pungkas Fayakhun.
sedang ketiga, yakni daya jangkau jaminan dan bantuan sosial. “Bila selama ini jaminan sosial itu kurang komprehensif terhadap kebutuhan yang ditanggung, maka penting ke depan memperhatikan universal coverage (cakupan menyeluruh) terhadap berbagai kebutuhan masyarakat miskin. Cakupan itu bukan hanya melibatkan masyarakat miskin yang banyak bekerja di sektor informal melainkan juga cakupan manfaat yang didapat dari kepesertaan asuransi dan bantuan sosial itu dapat dirasakan lebih luas,” pungkas Fayakhun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar